Posted by : Unknown Minggu, 14 September 2014

Nasab dan kelahirannya:
Beliau adalah Umar bin khattabbin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurdh bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalibbin Al-Qursy Al-Adawi.Panggilannya Abu Hafsah.julukan beliau adalah Al-Faruq.Adapun ibunya bernama Hantamah binti Hasyim bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makzhum
Umar bin khattab masuk islam:
Umar bin khattab memeluk agama islam di usia 26 tahun,tepat pada tahun ke 6 dari kenabian. Rasulullah SAW bersabda yg artinya:”Sungguh Allah telah meletakkan kebenaran pada lidah dan hati Umar”.Ali bin Abi thalib juga menuturkan”Orang yg paling baik di kalangan umat ini setelah nabi adalah Abu bakar selanjutnya Umar”.
Konstribusi Umar bin khattabuntuk islam:
Umar bin khattab banyak memberikan sumbangsih da n konstribusi untuk islam & umatnya,diantaranya:
1.Dia adalah orang pertama yg berhijrah
2.Khalifah pertama yg di beri gelar Amirul mukminin
3.Dia membuat kalender islam
4.Dia mengumpulkan kaum muslimin untuk melaksanakan qiyamul lail di bulan suci ramadhan
5.Dia memberi isyarat ‘lampu hijau’ proyek pengumpulan Al-Qur’an
6.Dia memberikan hadiah,pnghargaan untuk para hafiz(penghafal) Al-Qur”an
7.Dia memberikan tanda pengenal khusus untuk Ahlu dzimah
8.Dia menetapkan wajib militer
9.Dia membuat surat keputusan secara tertulis
10.Dia menggontrol sendiri kondisi rakyatnya di malam hari.
Dan masih banyak lagi.
Sikap dan kepribadian Umar bin khattab:
Sopan santun.
Diriwayatkan dari Ibnu Al-Jauzi, dia berkata, “Pada suatu malam umar bin khattab, sedang mengotrol keadaan penduduk kota madinah.tiba-tiba dia melihat ada kobaran api dalam tenda,Umar bin khattab berteriak memanggil mereka dengan mengatakan.”Hai,penghuni cahaya.” Dia tidak mau memanggil mereka dengan sebutan “Hai,penghuni api”,Karena Dia ingin memanggil dengan sebutan yg baik dan menyenangkan. Sungguh dalam dirinya terdapat akhlakul karimah.
Tepat janji.
Barid bin Jarir meriwayatkan dari ayahandanya,dari Umar ra. Dia berkata. “Ketika itu orang-orang sibuk memperebutkantanah Irak dan memerangi orang asing.Jalanlah bersama rakyatmu.Apa yg engkau dapatkan,maka hakmu adalah seperempat.” Setelah harta rampasan perang jalaula’ dikumpulkan, Jarir meminta haknya seperempat dari harta tersebut.Kemudian Sa’ad melaporkan hal ini kepada Umar bin khattab, setelah surat tersebut sampai dan umar mengetahui kabar itu,Umar bin khattab membalasnya dan melayangkan surat yang berbunyi,”Pendapat Jarir  memang benar,saya sendiri yang mengatakan itu kepadanya,kalau memang dia dan pasukannya berangkat berperang,maka berikanlah hak mereka. Kalau mereka berangkat berperang karna AllahSWT, AgamaNya,dan kekasihNya, maka dia adalah tergolong dalam pejuang kaum muslimin. Mereka mendapatkan hak yang diperoleh kaum muslimin yang melaksanakan kewajiban seperti mereka.” Setelah surat keputusan sampai ke tanga Sa’ad,Dia langsung menyampaikannya kepada Jarir.lalu Jarir berkata,”Memang benar apa yang di sampaikan Amirul mukminin itu.Dan saya sendiri memang tidak terlalu memerlukannya,karena saya seorang pejuang kaum muslimin.”
Rendah hati.
Amirul mukminin Umar bin khattab ra bertemu dengan seorang anak kecil di tengah jalan jantung kota Madinah. Umar ra berkata kepada anak itu,”Nak,berdo’alah kepada AllahYang Maha Pengasih supaya Dia mengasihi kita.” Para sahabat berkata,”Wahai Amirul mukminin,bagaimana bisa anda meminta seorang anak kecil untuk mendoakan,sementara anda sendiri adalah termasuk dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga,” Uma ra menjawab,”Ya,benar saya memang miminta di doakannya,karena anak itu masih kecil belum baligh,belum memiliki dosa yang mengotori kesuciannya Doa anak itu Insya Allah mustajab. Sedangkan kita sudah terlalu banyak dosa dan berlumur noda hitam
Keperdulian terhadap umat.
Ø  Ketika kaum muslimin sedang dilanda kelaparan, Umar bin khattab ra naik mimbar dengan perut keroncongan.Sambil menahan lapar yang tidak kepalang.Umar bin khattab berpidato di hadapan orang-orang.Dia mengatakan kepada perutnya,”Hai perut, walau engkau terus meronta-ronta,keroncongan,saya tetap tidak akan menyumpalmu dengan daging dan mentega sampai umat Muhammad merasa kenyang.”
Ø  Abdurrahman bin Abu bakar meriwayatkan dari ayahnya,dia berkata,”Umar bin khattab datang.Dia membawa sepotong roti dan minyak.Untuk menghilangkan rasa laparnya,roti dan minyak itu di santap begitu saja sambil berkata,”Hai perut! Demi Allah,engkau akan terusku latih menikmati roti dengan mentega ini saja,selama mentega di jual di pasar.”
Adil.
Malik meriwayatkan dari Said bin Musib, dia berkata,”Terjadilah cekcok antara seorang muslim dengan yahudi,kemudian mereka mengangkat masalah itu kepada Umar bin khattab ra.Umar bin khattab ra menilai yang benar adalah orang yahudi tersebut dan memutuskan perkara selesai,” si yahudi berkata,”Demi Allah sungguh tepat apa yang kau putuskan ini” kemudian Umar bin khattab  ra memukulnya dengan dirah (cambuk yang ada ditangannya) dan berkata,”Apa yang engkau tahu ?” yahudi itu menjawab,”Demi Allah,sesunggunya dalam kitab Taurat disebutkan,”Seorang hakim yang memutuskan suatu perkara,di sebelah kanannya ada malaikat,dan di sebelah kirinya ada malaikat yang menampinginya.Kedua malaikat itu mendukung sang hakim untuk mengeluarkan putusan yang benar,dan selama itu benar,mereka bersamanya,tetapi kalau seorang hakim meninggalkan yang benar maka kedua malaikat itupun meninggalkannya.
10 Petuah Umar bin Khattab ra:
1.Umar melayangkan surat kepada Abu Musa Al-Asyari,” Barang siapa yang niatnya tulus dan ikhlas niscaya Allah memberinya kecukupan antara dia dan orang lain
2.Umar ra berkata,”Bertemu dan mengunjungi saudara dapat menghilangkan perasaan duka dan sedih.maka jika Allah memberimu karunia mendapatkan cinta dan kasih saang seseorang,maka indahkanlah”
3.”Jauhilah rasa kenyang,karena itu akan memberatkan hidupmu dan menyusahkan kematianmu”
4.”Dulunya kami adalah orang-orang yang hina,kemudian Allah SWT menganghkat derajat kami dengan islam.Seandainya kami mengiinginkan kemuliaan dari selain islam.Sungguh Allah SWt akan mencela dan menghina kami”
5.Laki-laki sejati adalah yang bukan kuat gertakan dan hentakan ancamanya. Tetapi yang bisa menjalankan amanah dengan baik dan menjaga kehormatan orang lain.
6.Jika ada hewan kendaraan di irak,maka Allah SWT menanyakan tentang itu kepadaku.”Mengapa kendaraan itu tidak bisa berjalan wahai Umar?”
7.”Perbanyaklah anggota keluarga ,Sungguh kalian tidak mengetahui melalui tangan siapa rezeki itu datang
8.Perbanyaklah duduk bersma orang-orang yang bertaubat.Sungguh mereka adalah orang-orang yang berhati lembut
9.Jangan pernah membiarkan istri sendiri,walau anda mengajarinya menghafal Al-Qur’an
10.Ada tiga jenis orang ketika menghadapi maslah:
Ø  Pertama. Menyelesaikan masalah dengan idenya yang justru semakin merusak
Ø  Kedua. Menyelesaikan masalah dengan berkonsultasi  dan memusyawarahkan dengan yang lebih ahli
Ø  Ketiga. Bingung dan tidak tahu menyelesaikan masalah tetapi tidak mau mencari solusi dan tidak mau mendengar  saran dan solusi orang lain

Perisriwa terbunuhnya Umar  bin khattab
Sebelum matahari terbit hari Rabu itu tanggal empat Zulhijah tahun ke-23 Hijri Umar keluar dari rumahnya hendak mengimami salat subuh. Ia menunjuk beberapa orang di Masjid agar mengatur saf sebelum salat. Kalau barisan mereka sudah rata dan teratur, ia datang dan melihat saf pertama. Kalau ada orang yang berdiri lebih maju atau mundur, diaturnya dengan tongkatnya. Kalau semua sudah teratur di tempat masing-masing, mulai ia bertakbir untuk salat. Saat itu dan hari itu tanda-tanda fajar sudah mulai tampak. Baru saja ia mulai niat salat hendak bertakbir tiba-tiba muncul seorang laki-laki di depannya berhadap-hadapan dan menikamnya dengan khanjar tiga atau enam kali, yang sekali mengenai bawah pusar. Umar merasakan panasnya senjata itu dalam dirinya, ia menoleh kepada jemaah yang lain dan membentangkan tangannya seraya berkata: ”Kejarlah anjing itu; dia telah membunuhku!” Dan anjing itu Abu Lu’lu’ah Fairuz, budak al-Mugirah. Dia orang Persia yang tertawan di Nahawand, yang kemudian menjadi milik al-Mugirah bin Syu’bah. Kedatangannya ke Masjid itu sengaja hendak membunuh Umar di pagi buta itu. Ia bersembunyi di bawah pakaiannya dengan menggenggam bagian tengahnya khanjar bermata dua yang tajam. Ia bersembunyi di salah satu sudut Masjid. Begitu salat dimulai ia langsung bertindak. Sesudah itu ia menyeruak lari hendak menyelamatkan diri. Orang gempar dan kacau, gelisah mendengar itu. Orang banyak datang hendak menangkap dan menghajar anjing itu. Tetapi Fairuz tidak memberi kesempatan menangkapnya. Malah ia menikam ke kanan kiri hingga ada dua belas orang yang kena tikam, enam orang meninggal kata satu sumber dan menurut sumber yang lain sembilan orang. Dalam pada itu datang seorang dari belakang dan menyelubungkan bajunya kepada orang itu sambil menghempaskannya ke lantai. Yakin dirinya pasti akan dibunuh, Fairuz bunuh diri dengan khanjar yang digunakan menikam Amirulmukminin.

Tikaman yang mengenai bawah pusarnya itu telah memutuskan lapisan kulit bagian dalam dan usus lambung yang dapat mematikan. Konon Umar tak dapat berdiri karena rasa perihnya tikaman itu, dan terhempas jatuh. Abdur-Rahman bin Auf segera maju menggantikannya mengimami salat. Ia meneruskan salat itu dengan membaca dua surah terpendek dalam Quran: al-Asr dan al-Kausar. Ada juga dikatakan bahwa orang jadi kacau-balau setelah Umar tertikam dan beberapa orang lagi di sekitarnya. Mereka makin gelisah setelah melihat Umar diusung ke rumahnya di dekat Masjid. Orang ramai tetap kacau dan hiruk-pikuk sehingga ada yang berseru: Salat! Matahari sudah terbit! Mereka mendorong Abdur-Rahman bin Auf dan dia maju salat dengan dua surah terpendek tersebut.

Sumber kedua ini sudah tentu lebih dapat diterima. Dalam suasana kacau begitu barisan orang untuk salat kembali sudah tidak akan teratur lagi, sementara Amirulmukminin tergeletak bercucuran darah di depan mereka, dan darah orang-orang yang juga terkena tikam bergelimang di sekitar mereka, dan si pembunuh juga sedang sekarat di tengah-tengah mereka! Andaikata – dengan penderitaan akibat beberapa kali tikaman itu – kita dapat membayangkan Umar sedang berpikir untuk meminta Abdur-Rahman bin Auf menggantikannya salat – suatu hal yang jauh dapat dibayangkan akal – tidaklah kita dapat membayangkan saat itu orang dapat mengatur barisan sementara mereka dalam suasana kegamangan dan ketakutan. Tentunya ketika itu Umar sudah diusung ke rumahnya di dekat Masjid dalam keadaan sadar atau pingsan karena dahsyatnya tikaman itu dan orang-orang mengelilinginya ketika dibawa masuk kepada keluarganya. Orang-orang yang terkena tikam dan dibawa keluar dari Masjid atau dipindahkan ke sekitarnya itu, sudah diberi pertolongan. Mayat Fairuz juga dikeluarkan dan dibawa ke Butaiha. Setelah itu orang kembali ke Masjid dan membicarakan kejadian itu sampai kemudian ada orang yang mengingatkan mereka akan waktu salat. Ketika itulah mereka meminta Abdur-Rahman bin Auf untuk mengimami salat.

Umar menanyakan siapa yang membunuhnya?

Umar sedang membujur di tempat tidur menunggu Ibn Abbas kembali membawa jawaban atas pertanyaannya itu, sambil menunggu kedatangan seorang tabib yang diminta oleh keluarganya. Setelah Ibn Abbas kembali dan menyampaikan apa yang dikatakan orang banyak itu, dan disebutnya juga bahwa yang menikamnya Abu Lu’lu’ah dan yang juga menikam beberapa orang kemudian menikam dirinya, Umar berkata: “Alhamdulillah bahwa saya tidak dibunuh oleh Muslim. Tidak mungkin orang Arab akan membunuh saya!”

Setelah datang seorang tabib dari Arab pedalaman ia menuangkan minuman anggur kepada Umar. Minuman anggur itu sama dengan darah waktu keluar dari bekas luka yang dibawah pusar. Abdullah bin Umar memanggil seorang tabib dari Ansar dan yang lain dari Banu Mu’awiyah. Ia menuangkan susu kepada Umar, dan yang keluar dari bekas lukanya itu susu juga, putih, warnanya tak berubah. Lalu katanya: Amirulmukminin, berwasiatlah! Maksudnya sudah dapat dipastikan Umar akan meninggal. Kata Umar: Anda meyakinkan saya, orang Banu Mu’awiyah. Kalau bukan itu yang Anda katakan, niscaya saya katakan Anda berdusta. Mendengar kata-kata tabib itu mereka yang hadir menangis, karena sudah merasa cemas. Tetapi Umar berkata: “Jangan menangisi kami. Barang siapa mau menangis keluarlah. Tidakkah kalian mendengar kata Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam: Mayat itu akan mendapat azab karena ditangisi keluarganya!

Dalam keadaan sakit parah tersebut, Umar bin Khattab masih memikirkan nasib Muslimin sesudah ia tiada nanti. Selain itu ia juga menunjuk beberapa sahabat (majelis syura) yang akan menggantikan kedudukannya sebagai Amirulmukminin, yang kemudian dilakukan musyawarah dan ditunjuklah Usman bin Affan. Sebelum wafat, Umar menyelesaikan hutang-hutangnya lalu ia mengadakan perhitungan dengan hati nuraninya sendiri mengenai segala sesuatu yang sudah dikerjakannya, karena ia sangat takut akan perhitungan dengan Tuhannya. Umar juga berkeinginan bisa dimakamkan di sebelah Rasulullah dan Abu Bakr As-Siddiq, dan keinginan ini disetujui oleh Aisyah Ummulmukminin.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

- Copyright © Team 'Umar Sa1u' -Kampus Bisnis Umar Usman- Powered by Blogger - Designed by Faris Aqomaddin -